Friday 23 October 2015

Keutamaan Berpuasa Pada Hari Asyuro dan Bulan Muharram.

Puasa di hari ke sepuluh muharram atau yang sering disebut hari asyura mempunyai keutamaan atau fadhilah yang cukup besar,apa saja keutamaan dan fadhilahnya itu..langsung saja berikut akan saya jelaskan mengenai persoalan tersebut yang diseratai hadits nabi untuk sebagai dalil.
1- Puasa di bulan Muharram adalah sebaik-
baik puasa.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡِ ﺑَﻌْﺪَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺷَﻬْﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪِ
ﺍﻟْﻤُﺤَﺮَّﻡُ ﻭَﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻔَﺮِﻳﻀَﺔِ
ﺻَﻼَﺓُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ
“ Puasa yang paling utama setelah (puasa)
Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –
Muharram. Sementara shalat yang paling
utama setelah shalat wajib adalah shalat
malam .” (HR. Muslim no. 1163).
Muharram disebut syahrullah yaitu bulan
Allah, itu menunjukkan kemuliaan bulan
tersebut. Ath Thibiy mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan puasa di syahrullah yaitu
puasa Asyura. Sedangkan Al Qori
mengatakan bahwa hadits di atas yang
dimaksudkan adalah seluruh bulan
Muharram. Lihat Tuhfatul Ahwadzi , 2: 532.
Imam Nawawi rahimahullah berkata bahwa
bulan Muharram adalah bulan yang paling
afdhol untuk berpuasa. Lihat Syarh Shahih
Muslim , 8: 50.
Hadits di atas menunjukkan keutamaan
puasa di bulan Muharram secara umum,
termasuk di dalamnya adalah puasa Asyura.
2- Puasa Asyura menghapuskan dosa
setahun yang lalu
Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,
ﻭَﺳُﺌِﻞَ ﻋَﻦْ ﺻَﻮْﻡِ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ‏«
ﻳُﻜَﻔِّﺮُ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟْﻤَﺎﺿِﻴَﺔَ ﻭَﺍﻟْﺒَﺎﻗِﻴَﺔَ ‏» . ﻗَﺎﻝَ
ﻭَﺳُﺌِﻞَ ﻋَﻦْ ﺻَﻮْﻡِ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ‏«
ﻳُﻜَﻔِّﺮُ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟْﻤَﺎﺿِﻴَﺔَ
“ Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya
mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau
menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus
dosa setahun yang lalu dan setahun yang
akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai
keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau
menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus
dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no.
1162).
Kata Imam Nawawi rahimahullah , yang
dimaksudkan pengampunan dosa di sini
adalah dosa kecil sebagaimana beliau
penerangkan masalah pengampunan dosa ini
dalam pembahasan wudhu. Namun
diharapkan dosa besar pun bisa diperingan
dengan amalan tersebut. Jika tidak, amalan
tersebut bisa meninggikan derajat seseorang.
Lihat Syarh Shahih Muslim , 8: 46.
Adapun Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
berpendapat secara mutlak setiap dosa bisa
terhapus dengan amalan seperti puasa
Asyura. Lihat Majmu’ Al Fatawa karya Ibnu
Taimiyah, 7: 487-501
3- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punya
keinginan berpuasa pada hari kesembilan
(tasu’ah)
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata
bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan
memerintahkan kaum muslimin untuk
melakukannya, pada saat itu ada yang
berkata,
ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻧَّﻪُ ﻳَﻮْﻡٌ ﺗُﻌَﻈِّﻤُﻪُ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩُ
ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ .
“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang
diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.”
Lantas beliau mengatakan,
ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﻌَﺎﻡُ ﺍﻟْﻤُﻘْﺒِﻞُ – ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ –
ﺻُﻤْﻨَﺎ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟﺘَّﺎﺳِﻊَ
“Apabila tiba tahun depan – insya Allah (jika
Allah menghendaki) – kita akan berpuasa
pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas
mengatakan,
ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺄْﺕِ ﺍﻟْﻌَﺎﻡُ ﺍﻟْﻤُﻘْﺒِﻞُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﻮُﻓِّﻰَ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ .-
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal
dunia.” (HR. Muslim no. 1134)
Kenapa sebaiknya menambahkan dengan
hari kesembilan untuk berpuasa? Kata Imam
Nawawi rahimahullah, para ulama berkata
bahwa maksudnya adalah untuk menyelisihi
orang Yahudi yang cuma berpuasa tanggal
10 Muharram saja. Itulah yang ditunjukkan
dalam hadits di atas.

No comments:

Post a Comment